Wangxian

Wangxian

Kamis, 01 September 2011

Akhir masa dan Awal masa

Sekarang saya sudah masuki semester sembilan. Sudah 'cukup' lah merasakan 4 tahun jadi mahasiswa yang hidup di pinggiran kota Semarang.
Rasanya 4 tahun yang kujalani benar-benar sungguh berharga. Dari mulai tahun pertamaku, ketika aku belajar mengenal banyak hal baru, dan beradaptasi bersama teman-teman yang kusayangi, Lina dan Titis. Juga teman kostku yang selalu menemani, Galuh dan Dewi.
Lalu tahun keduaku, kuhabiskan dengan teman di luar kampus karena hobiku, walau waktu itu aku juga sedang akrab-akrabnya dengan Fila dan Oro. Sekarang memikirkannya saja sudah membuatku senang :p
Lalu tahun ketiga mungkin saat saat yang paling menyenangkan. Aku sayang dengan teman-temanku Restu, Wendri, Lina, Umul. Aku sayang mereka. Waktu yang kuhabiskan bersama sungguh tak tergantikan, andai saja bisa mengulang waktu, ingin rasanya terus di usia segitu. 19-20 tahun. Aku kemudian bertemu dengan pacar, orang yang kutunjukkan aku yang apa adanya. Dia mengenalku, mengertiku, dan melindungiku. Aku menyayanginya. Jika Allah mengijinkan, aku ingin dia jadi imamku di surga nanti. Amin,
Setelah itu masa berat perkuliahanku, kerja praktik di SMA Negeri 14 Semarang dan KKN di desa kecil di Lekokkalong, kecamatan Karanganyar, kabupaten Pekalongan juga menyenangkan. Tapi itu sungguh masa-masa yang berat, aku ingat sekali untuk KKN saja pacarku. Dan lainnya juga banyak dibantu. Orangtuaku kehabisan uang, berat sekali untuk melanjutkan kuliah jika orang tua sudah kesulitan mendukungmu secara finansial.
Ada perasaan-perasaan yang tumbuh tak terkendalikan di hatiku. Seperti kecewa, penyesalan, putus harapan... Semua itu pernah menyandungku. Aku terkadan benci kepada orangtuaku karena ketidak-mampuan mereka berusaha, bukan menyalahkan aku terlahir miskin, aku menerimanya, tapi orang itu punya kemampuan berusaha, bukan cuma menerima nasib apa adanya, manusia disuruh berusaha. Sejak aku kecil, selalu gagal wirausaha, bahkan rumah saja tidak punya. Lalu sekarang kalian bilang, menaruh 'harapan' pada anak. Mungkin itu bukan diksi yang tepat. Menaruh 'beban' barang kali.Kemudian tahunku selanjutnya selalu dihinggapi rasa kesal pada orangtua. Pernah aku tak pulang sampai 1 semester, sering aku menyalahkan bapakku. tapi aku sadar, jadi seperti inipun bukan pilihan mereka. Sebenarnya mereka menyayangiku, seperti aku mengasihi mereka. Mereka ingin yang terbaik untukku.
bapak, mamah, maafkan aku. Aku bukan anak yang bisa membanggakan kalian sekarang, saat ini aku bukan apa-apa. Tapi sungguh, aku ingin menyenangkan kalian seumur hidup :)
Semoga aku bisa mewujudkannya. Amin.

Tahun ini kepribadianku mungkin agak 'nakal'...aku memang membiarkan diriku memberontak beberapa saat lalu. Tapi aku bukannya tidak tau batas, pertemananku begitu menyenangkan, aku hanya ingin bersama mereka lebih lama. Menikmati saat ini lebih lama. Ingin masa ini tak berakhir selamanya... Tapi, ini saat yang tepat untuk meninggalkan semua itu, walaupun dalam hati aku tak mau, waktu akan meninggalkan ini semua dalam kenangan, yang mungkin nanti tak begitu penting lagi bagiku, tidak seperti saat ini bagiku sekarang.
Aku hanya belum siap kehilangan semuanya. Aku takut...
Yang kuinginkan hanya, aku ingin bisa hidup dengan caraku sendiri yang kupilih dengan matang. Aku ingi tingal di kota yang kupilih ini tanpa melupakan kotaku.... Akankah orang tua mengerti?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar