Wangxian

Wangxian

Senin, 14 September 2009

Gaya Pacaran Masa Kini

aku coba buka keywords ini lewat search enginer. ternyata banyak hal yang bikin tercengan,sadar...

Pertanyaan Terselesaikan

Gaya Pacaran Masa Kini...?

Apa kalian anak2 muda antara umur 17-28 setuju dengan gaya pacaran masa kini yang lebih mementingkan nafsu di bandingkan perasaan sayang nya sendiri terhadap pasangan nya? dan satu lagi yang ingin saya tanyakan,apa menurut anda ciuman bibir itu wajar dalam hubungan pacaran? Terima kasih.

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya

klo dibilang setuju si gak ya masak setuju ama hal yang gak baik cuman klo buat aku pribadi tergantung pribadi yang menjalaninya....contoh aku sendiri emang gak munafik sering ciuman bibir yah kadang2 memang pake nafsu tapi kami menjaga cinta kami dengan baik sudah hampir 6 tahun dan tahu depan kami mau nikah.

ya contohnya kayak gitu klo mendukung perbuatan yang gak baik pasti gak tai keadaan gak bisa kita pungkiri untuk mendapatkan hal yang baik dalam hidup kita. mngkin seandainya sampai 6 tahun ini aku gak mau du cium bibir ma pacar yah walau dalam cinta atau nafsu mungkin cinta kami gak akan bertahan sampai selama ini. mungkin aku udah ditinggalin dulu ma pacar aku dan dibilang cewek munafik atau mungkin cowok manapun gak ada yang bakal mau.

jaman sekarang keadaan yang memaksa bukan etika yang yang jalan. jaman sekarang mencari laki2 yang bener2 mencintai kita dari sikap dan sifat tanpa mengasi dia sesuatu yang lebih rasanya agak sulit dan itu tidak bisa di pungkiri oleh cewek manapun. aku udah smpat survey dari temen2 kampus yang punya pacar semua bilang pernah ciuman bahkan sampai ML. jadi saya bisa bilang apa?

jamannya udah edan sekarang. klo kita bersikukuh untuk mempertahankan tradisi kayak dulu yang pingitan mungkin kita para cewek2 jadi perawan tua kali...yah mudah2an bisa menjadi bahan pertimbangan anda
*http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081214162105AAQLmPO
wah, mencengangkan.
Ketika Anda ditanya, 'sudah punya pacar?'. Dengan bangga Anda menjawab, 'sudah'. Namu bagaimana bila jawaban Anda 'belum', apa yang Anda rasakan? Rasa malu biasanya akan menghantui. Benarkah fenomena pacaran adalah suatu kebutuhan?

Jomblo-wan dan jomblo-wati acap kali di buat mati kutu oleh citra yang ditampilkan media. Tengoklah kisah-kisah di televisi, majalah, novel, bahkan syair lagu, hampir semua bercerita tentang kisah kasih orang pacaran.

Sejurus dengan itu, media massa kian membangun budaya masa dalam masyarakat. Jean Baudrillard, strukturalis asal Perancis mengungkapkan dalam bukunya Ecstacy of Communication (1987), bahwa berkat makna, informasi dan transparasi, masyarakat telah melewati ambang batas menuju 'ecstacy permanent'; the ecstacy of social (the masses), the body (obesity), sex (obcenity), violence (terror), and information (simulation).
Pacaran telah menjadi komoditas kehidupan industrialis. Seperti dikatakan oleh Ardian A. Waskito, mahasiswa Psikologi UNDIP Semarang, yang dimuat dalam Majalah Psikologi Volume II, No 11, 'Cinta tidak lagi dipandang sebagai buah kematangan jiwa seseorang, tapi cinta hanyalah nama lain dari nafsu yang menggelora. Sehingga gaya pacaran semakin melenceng dari norma. Menjomblo bukan berarti kehampaan rasa cinta dalam diri, namun justru kemenangan pencarian makna cinta dalam diri sendiri'.

Menurut Erich Fromn, dalam bukunya The Art of Loving, ada empat ciri cinta, yaitu tahu, tanggung jawab, peduli dan respek. Cinta itu kekuatan, kemandirian, integritas diri yang dapat berdiri sendiri dan menanggung kesunyian. Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh yang kita cintai (Frankl).

Namun cinta dan gaya pacaran jaman sekarang telah melenceng dari makna cinta itu sendiri. Cinta diantara dua insan manusia seringkali justru bersifat destruktif atau merusak. Maka tak heran jika banyak ditemukan wanita-wanita muda hamil diluar nikah, atau istilah kerennya hilang keperawanan dan keperjakaannya.

Mengapa perilaku pacaran menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat? Sebuah pertanyaan yang setiap orang punya jawaban masing-masing tentunya. Masa remaja memang memiliki tugas perkembangan untuk berafiliasi dengan lawan jenis. Namun pergeseran budaya masa telah mempengaruhi tugas itu, sehingga yang terjadi adalah masa remaja diartikan menjadi kebutuhan mencari pacar. Pacaran tidak lagi dianggap sebagai jembatan menuju jenjang pernikahan tetapi sebagai ajang rekreasi anak muda. Derasnya gejolak remaja telah menggusur moralitas dan menyebabkan pacaran menjadi gaya hidup yang penuh kebebasan dan keintiman.

Renungkan ungkapan Erich Fromm berikut ini, ' Cinta membutuhkan kesenangan dalam ketenangan, sebuah kemampuan untuk menikmati proses menjadi dan bukan bertindak, memiliki atau memanfaatkan '. Jangan lakukan apa yang tidak patut dilakukan dan jangan inginkan apa yang tidak patut diinginkan.
Menurut Erich Fromn, dalam bukunya The Art of Loving, ada empat ciri cinta, yaitu tahu, tanggung jawab, peduli dan respek. Cinta itu kekuatan, kemandirian, integritas diri yang dapat berdiri sendiri dan menanggung kesunyian. Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh yang kita cintai (Frankl).

Namun cinta dan gaya pacaran jaman sekarang telah melenceng dari makna cinta itu sendiri. Cinta diantara dua insan manusia seringkali justru bersifat destruktif atau merusak. Maka tak heran jika banyak ditemukan wanita-wanita muda hamil diluar nikah, atau istilah kerennya hilang keperawanan dan keperjakaannya.

Mengapa perilaku pacaran menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat? Sebuah pertanyaan yang setiap orang punya jawaban masing-masing tentunya. Masa remaja memang memiliki tugas perkembangan untuk berafiliasi dengan lawan jenis. Namun pergeseran budaya masa telah mempengaruhi tugas itu, sehingga yang terjadi adalah masa remaja diartikan menjadi kebutuhan mencari pacar. Pacaran tidak lagi dianggap sebagai jembatan menuju jenjang pernikahan tetapi sebagai ajang rekreasi anak muda. Derasnya gejolak remaja telah menggusur moralitas dan menyebabkan pacaran menjadi gaya hidup yang penuh kebebasan dan keintiman.

Renungkan ungkapan Erich Fromm berikut ini, ' Cinta membutuhkan kesenangan dalam ketenangan, sebuah kemampuan untuk menikmati proses menjadi dan bukan bertindak, memiliki atau memanfaatkan '. Jangan lakukan apa yang tidak patut dilakukan dan jangan inginkan apa yang tidak patut diinginkan.
*http://rizkysmart.blogspot.com/2009/08/gaya-pacaran-masa-kini.html

Dulunya ini blog bagus..

setelah ku pikir2. sudah lama deh aq gak mainan blog lagi.

sayang ya. padahal aq suka. yah munggkin gara2 kesibukan di dunia nyata.

yah mari kita lakukan sesuatu yang berguna. ^^

Selasa, 08 September 2009