Wangxian

Wangxian

Jumat, 22 Desember 2017

Keluargaku.

Aku merasa seperti bodoh, mencari uang untuk harapan keluarga membangun rumah. Sakitnya hati ini kalau aku disinggung masalah uang.

Betapa menyesalnya aku terlahir dari orang tua yang bodoh dan tak bertanggung jawab. Kemudian aku berpikir, apakah yang akan membuatku percaya bahwa aku bisa membangun keluarga yang bahagia jika orang tuaku tak perna memberi contohnya?

Sedih sekali. Sakit hati ini seperti tercabik-cabik. Tiada yang perduli padaku.
Saat pekerjaan begitu penat, sesah untuk bernafas, tidurpun tak bisa nyenyak... Aku harus menghadapi kalian juga.

Lelah.

Aku tak mau lagi berbohong kalau aku sudah lelah.

Aku tak akan pura-pura baik.
Aku bukan anak yang baik yang kau harapkan. Menyekolahkanku sama saja membuatku sengsara kau tahu?
Sebaiknya tak pernah melahirkanku. Sebaiknya tak pernah memuatku melihat dunia dan menyadari betapa menjijikkannya keluargaku, Oke kalian tak sempurna, siapa sih yang sempurna, mana sih yang sempurna?

Tapi Ma, kau bisa sedikit perhatian padaku seharusnya, karena aku selalu memikirkan untuk membahagiakanmu tak sedikitpun kah kau memikirkan perasaanku?

Bapak, dulu aku sangat memganggapmu orang rendah, kau pasti tahu kenapa aku tak bisa menghormatimu. Mau hidup seenaknya semaumu sampai kapan?

Masih mending kalian tak usah bersama.